WOW...! SUNGGUH MENCENGANGKAN "Berat dan Tinggi Badan Tentukan Kesuksesan dan Gaji Seseorang?"YUK KITA SIMAK PENJELASANNYA.

Studi paling baru yang dimuat di British Medical Journal mengungkap kaitan pada berat serta tinggi tubuh pada keberhasilan serta besaran pendapatan seorang. 

Kesimpulan dari studi itu, wanita yang langsing serta pria jangkung yaitu peraih 'jackpot' alias beberapa orang yang paling mujur. 

Studi University of Exeter, Inggris mengungkap, tiap-tiap kenaikan tinggi tubuh 3 inchi atau 7, 62 cm., seseorang pria memperoleh kenaikan upah rata-rata 1. 500 poundsterling atau Rp 28, 4 juta setiap th.. Hal demikian sebaliknya berlangsung pada kaum wanita. Tiap-tiap bertambahnya berat tubuh 1 stone atau 6, 35 kg, wanita terancam kehilangan 1. 500 poundsterling dari upahnya per th Itu bermakna pria dengan tinggi tubuh 6 kaki lebih, berpeluang memperoleh penambahan pendapatan 70 ribu poundsterling sepanjang masa kerjanya, daripada rekannya yang mempunyai tinggi 5 kaki 9 inchi. Atau, seseorang wanita yang mempunyai bobot berlebihan terancam kehilangan 100 ribu poundsterling, dari pada rekannya yang berbadan ramping.  " Ini yaitu bukti paling baik yang ada selama ini, untuk memberikan indikasi kalau tinggi serta berat tubuh seorang dapat merubah dengan cara segera pendapatan Anda, " kata Profesor Tim Frayling dari University of Exeter Medical School, seperti diambil dari Telegraph, Senin (21/3/2016). 

Tetapi, yang perlu dicatat, studi yang dikerjakan tidak memperhitungkan aspek pendidikan atau permasalahan pada saat kanak-kanak -- yang diketahui dapat merubah pendapatan serta keberhasilan seorang pada masa datang. 

Beberapa pakar di Exeter University hanya mempelajari info genetika dari 120 ribu orang di biobank Inggris, serta memperbandingkan dengan dokumen upah yang mereka peroleh. 

Pria dengan gen jangkung serta wanita yang digariskan mempunyai badan ramping dengan cara berkelanjutan -- berdasar pada riset -- mempunyai kehidupan tambah baik. Ini yaitu studi pertama yang berupaya memisahkan dampak awal yang jelek dalam kehidupan manusia, dengan karakteristik yang diwariskan dengan cara genetik. Terlebih dulu, ada asumsi beberapa orang yang bernasib lebih jelek dalam kehidupan, lantaran mereka datang dari latar belakang yang tidak bahagia -- yang dikarenakan mereka alami gizi jelek yang menghalangi perkembangan serta meningkatkan resiko obesitas. 

Tetapi, studi paling baru menyimpulkan, tinggi serta berat tubuh seorang memastikan keberhasilan atau kegagalan hari esok. 

Walau asumsinya kerapkali salah, kata dia, beberapa besar orang menduga tinggi tubuh yang kurang atau BMI (body mass index atau indeks massa badan) yang lebih tinggi yaitu konsekuensi dari nutrisi yang jelek. Namun, mungkin saja, itu ditetapkan gen.  

Lalu, apa korelasi pada berat serta tinggi tubuh pada keberhasilan seorang?

Para peneliti mengaku tidak bisa memastikan apa yang mendorong korelasi tersebut.

Namun, mereka berspekulasi bahwa laki-laki yang lebih pendek dan wanita berbobot lebih, mungkin untuk menderita rendah diri atau depresi daripada rekan mereka yang jangkung atau langsing.

Spekulasi kedua, bisa jadi pengusaha lebih suka mempekerjakan laki-laki yang memiliki tubuh tinggi atau perempuan langsing. Apalagi, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pebisnis dan pemimpin politik pria memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Tim tersebut meneliti 400 varian genetik yang terkait dengan tinggi badan, dan 70 varian terkait dengan indeks massa tubuh (BMI).

Bagaimana jika variabelnya diubah?

Temuan lain menyimpulkan, perempuan bertubuh tinggi meraih pencapaian lebih dari kaum hawa yang lebih pendek -- namun temuan itu tak signifikan. Sementara, pria bertubuh tambun tak berarti lebih buruk nasibnya dari mereka yang ramping.

Studi baru-baru ini oleh Edinburgh University Inggris menemukan bahwa pria bertubuh pendek lebih berisiko mengalami demensia.

Sementara, yang bertubuh lebih tinggi makin besar risiko mengalami kanker -- dengan kenaikan setiap 4 inchi terkait kenaikan risiko 16 persen.

Orang dewasa yang bertubuh lebih pendek sekitar 50 persen berpeluang mengalami sakit jantung, serangan jantung, atau meninggal akibat penyakit daripada mereka yang lebih tinggi.